Breaking News

  • Waspada! Sepuluh Kebiasaan Ini Bisa Bikin Anda Pikun   ●   
  • Dinyatakan Sehat, Jemaah Haji Asal Pekanbaru Diberangkatkan Bersama Kloter BTH – 07   ●   
  • Alfedri Doakan Calon Jamaah Haji Siak Tetap Sehat dan Selamat Pulang Pergi   ●   
  • Menuju Pilkada Dumai, Dokter Ridho Dapat Diterima Berbagai Pihak   ●   
  • Diharapkan Dumai Jadi Pusat Pelayanan Kesehatan   ●   
Anda Putuskan dan Berniat Diri untuk Hijrah? Perhatikan 8 Hal Penting Berikut Ini
Kamis 27 Juli 2023, 06:42 WIB

JAKARTA- Setiap Muslim wajib untuk terus berhijrah dalam hidupnya hingga akhir hayat. Artinya, seorang Muslim wajib untuk terus melakukan perubahan dan perbaikan diri dengan tujuan mencapai ridha Allah SWT.

"Hijrah ini wajib bagi Muslim karena hijrah menuju Allah tak akan pernah terputus sampai nyawa seseorang itu dicabut oleh Allah," tutur Ustadz Luthfi Abdul Jabbar saat mengisi kajian dengan tema "Hijrah Ke Mana?" di Jakarta, dikutip dari dokumentasi Harian Republika.co.id, Senin (24/7/2023).  

Ustadz Luthfi menjelaskan, hijrah tak akan bernilai ibadah manakala tujuannya bukan karena Allah dan Rasul. Dia pun menyampaikan beberapa hal yang penting diperhatikan dalam hijrah.

Pertama, menurut dia, seseorang yang hanya melakukan perubahan pada diri dan kehidupannya bukan karena tujuan menggapai keridhaan dan ketaatan kepada Allah SWT maka hijrahnya tersebut sia-sia.
 
Dia menjelaskan, yang terpenting adalah menghijrahkan hati terlebih dulu untuk mencapai ke ridhaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Ini sebagaimana hadits Nabi SAW, yakni:

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَىى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar Radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.”

Kedua, seseorang yang hendak berhijrah harus mengetahui tujuan hijrahnya. Menurut dia, puncak hijrah adalah berpindahnya penghambaan hati dari selain Allah SWT menuju Allah SWT.

Artinya, seseorang yang berhijrah dalam menjalankan setiap aktivitas kehidupannya senantiasa berorientasi mencapai ridha Allah SWT.

Ketiga, orang yang berhijrah akan sekuat tenaga meninggalkan segala hal yang dilarang dan dimurkai oleh Allah SWT dan menuju setiap perkara yang dicintai-Nya.

Keempat, menurut Ustadz Luthfi perjalanan hijrah seorang Muslim akan menjadi mudah manakala dilandasi rasa cinta yang besar kepada Allah SWT.

Sebaliknya hijrah seseorang akan menjadi beban dan berat ketika kecintaan terhadap dunia lebih besar daripada kecintaan kepada Allah dan Rasul.

"Perjuangan hijrah tak akan pernah berhenti, maka kita sedang hijrah samai kapan? Sampai mati, karenanya orang yang ber hijrah akan menyiapkan perjalanannya," tutur dia.

Kelima, hijrah kepada rasul bermakna menyerahkan semua perkara agama dengan bersandarkan apa yang diajarkan Rasulullah SAW.

Dalam artian, mengambil semua apa yang diajarkan Rasul dan meninggalkan hal yang dilarangnya kendati perkara tersebut tak bisa dimengerti oleh akal dan tidak sesuai dengan nafsu diri. Ini sebagaimana tertuang dalam Alquran surat an-Nisa ayat 65 yang artinya:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Nabi Muhammad) hakim terhadap per kara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."

Menurut Ustadz Luthfi, ayat tersebut menjelaskan, orang yang berhijrah perlu menerima semua yang diperintahkan dan dianjurkan Rasul dalam haditsnya dan tidak menentang bahkan menolak hadits Rasul dengan berbagai alasan dan pendapat pribadi.

Menurut Ustadz Luthfi, orang yang berhijrah kepada rasul berarti menjadikan Rasulullah SAW sebagai sosok yang dikagumi, diagungkan, dicintai, diteladani, dan ditaati setiap yang dikatakan Rasulullah dalam haditsnya.

Keenam, orang yang berhijrah tak cukup hanya mengetahui tujuan hijrahnya. Dia memerlukan bekal, yakni ilmu agama untuk sampai pada keridhaan Allah. Dengan ilmu agama, seseorang yang berhijrah tidak akan tersesat dalam perjalanannya berhijrah.

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Ketujuh, untuk mendapatkan ilmu itu, menurut Ustadz Luthfi, tak ada cara lainnya kecuali dengan mempelajari dan mengikuti apa yang diajarkan Rasul, para sahabat dan orang-orang soleh yang telah berhasil dalam hijrahnya.

"Mau menuju ke Allah tujuannya tahu, tapi bagaimana supaya benar, harus dibekali ilmu agama. Kalau dia berilmu, dia tahu bagaimana jalan, arah, dan rambu-rambu menuju tujuannya itu," tuturnya.

Kedelapan, orang yang berhijrah harus terus bersungguh-sungguh dengan sekuat tenaga dalam hijrahnya serta menyandarkan semua usahanya dalam berhijrah kepada Allah SWT.

Artinya, orang yang berhijrah harus senantiasa meminta pertolongan kepada Allah SWT agar terus mendapatkan pe tunjuk dan mengokohkan keimanan.    

Sumber
Harian Republika




Untuk saran dan pemberitaan informasi silakan kontak HP: 0812-76-47104, email: redaksi_riautrust@yahoo.com
free html hit counter

Copyright © 2023 riautrust.com - All Rights Reserved
Scroll to top