Breaking News

  • LAMR Laksanakan Tunjuk Ajar yang Diikuti Ratusan Pelajar SMA se-Kabupaten Pelalawan   ●   
  • Siapkan Payung, Hujan Disertai Petir Diprediksi Kembali Guyur Riau Hari Ini   ●   
  • Perluas Relasi Keilmuan, UMRI Bangun Kerja Sama dengan Yala Rajabhat University Thailand   ●   
  • Tarif Parkir Pasar Tradisional di Pekanbaru Turun Jadi Rp1.000   ●   
  • Berikan Materi Manasik Haji Tingkat Kabupaten Rokan Hulu, Ini Pesan Plt Kakanwil Kemenag Riau   ●   
Ngeri, Lubang Hitam Purba Bisa Goncang Bumi dan Ubah Jarak ke Matahari
Minggu 04 Februari 2024, 15:25 WIB

RIAUTRUST.com - Sekelompok ilmuwan telah menemukan bahwa beberapa lubang hitam kuno bisa mengubah orbit Bumi, dan mengubah jarak Bumi ke Matahari.

Tim peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) memperkirakan massa materi yang berputar-putar, yang disebut lubang hitam primordial (Primordial Black Hole/PBH) terbang melewati Tata Surya kita setidaknya sekali dalam satu dekade. Pergerakan PBH disebut dapat mengganggu Bumi dan Bulan.

PBH, yang terbentuk tak lama setelah Big Bang 12,8 miliar tahun lalu, berukuran sebesar mikroba, namun memiliki kepadatan sebesar asteroid yang dapat menyebabkan orbit Bumi goyah.

Dikutip dari Daily Mail, Ahad (4/2/2024) klaim tim peneliti menunjukkan bahwa jarak planet dari Matahari atau Bumi bisa berubah seiring waktu.

PBH diusulkan pada tahun 1947 oleh ahli astrofisika Stephen Hawking dan mahasiswa PhD-nya Bernard Carr. Keduanya berpendapat bahwa pada saat-saat pertama Big Bang, wilayah 'kental' yang memiliki massa ekstra mungkin telah terbentuk di alam semesta dan berubah menjadi lubang hitam ketika mereka runtuh.

Namun, lubang hitam purba belum terdeteksi di alam semesta. Studi baru ini didasarkan pada teori bahwa alam semesta penuh dengan PBH, yang berarti benda-benda tersebut pasti melewati lingkungan kosmik kita.

Para peneliti menghitung seberapa dekat PBH dengan planet atau Bulan di Tata Surya kita untuk mengubah pergerakan.

Studi ini menggunakan simulasi yang menampilkan kedelapan planet, sekitar 300 satelit alami planet seperti Bulan, lebih dari 1,3 juta asteroid, dan hampir 4.000 komet.

Tim mengamati bahwa jika sebuah asteroid bermassa hanya berjarak dua unit astronomi dari Matahari, orbit planet dan Bulan akan terguncang hingga beberapa meter. Namun, para peneliti mencatat bahwa goncangan tersebut tidak akan menghancurkan planet kita.

Mereka kini mengembangkan metode untuk mengukur goncangan gravitasi tersebut, dalam upaya mengumpulkan bukti nyata pertama yang membuktikan dark matter atau materi gelap yang telah lama diteorikan.

Para ahli fisika telah lama menghitung bahwa sekitar 85% dari seluruh materi di alam semesta adalah materi gelap, namun tidak satu pun dari jumlah besar ini yang pernah terdeteksi.

Intinya, rencana peneliti dalam studi ini adalah mengukur goncangan gravitasi yang mengubah jarak Bumi dari Bulan, serta banyak orbit terkenal lainnya di Tata Surya kita untuk mengidentifikasi materi gelap yang kecil namun padat yang melintasi kita.

Sumber
detik.com




Untuk saran dan pemberitaan informasi silakan kontak HP: 0812-76-47104, email: redaksi_riautrust@yahoo.com
free html hit counter

Copyright © 2023 riautrust.com - All Rights Reserved
Scroll to top