Breaking News

  • Siapkan Payung, Hujan Disertai Petir Diprediksi Kembali Guyur Riau Hari Ini   ●   
  • Perluas Relasi Keilmuan, UMRI Bangun Kerja Sama dengan Yala Rajabhat University Thailand   ●   
  • Tarif Parkir Pasar Tradisional di Pekanbaru Turun Jadi Rp1.000   ●   
  • Berikan Materi Manasik Haji Tingkat Kabupaten Rokan Hulu, Ini Pesan Plt Kakanwil Kemenag Riau   ●   
  • Siapkan SDM Berkualitas, Pemkab Siak Lanjutkan Program BeTunas   ●   
AI Bantu Ungkap Kisah Asal-usul Warna Bunga Kuno
Rabu 07 Februari 2024, 09:12 WIB

JAKARTA - Penelitian baru yang dipimpin oleh para ahli Monash University menggunakan simulasi komputer untuk mengungkap hubungan kuno antara lebah dan evolusi warna pada bunga. Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B ini menyimulasikan lanskap tanaman berbunga pertama dari puluhan juta tahun yang lalu, untuk menguji visibilitasnya terhadap penyerbuk seperti lebah dan burung.

Penulis utama dan Direktur NativeBee+Tech Facility Profesor Alan Dorin, dari Fakultas Teknologi Informasi, mengatakan serangga-serangga seperti lebah mengembangkan persepsi visual jauh sebelum bunga pertama muncul sehingga mereka dapat terbang dan menyesuaikan diri di antara batu-batu, daun-daun, batang-batang, dan kulit kayu.

“Hasil kami membuktikan bahwa bunga pertama berevolusi dengan warna yang lebih mempesona untuk membedakannya dari latar belakangnya yang kusam sehingga dapat menarik penyerbuk kuno,” kata Dorin, dilansir PHYS ORG, Senin (5/2/2024).

Untuk menguji apakah lebah berevolusi dan memandang lingkungan mereka saat ini dengan cara yang sama seperti nenek moyang mereka memandang lingkungan mereka, para peneliti menguji persepsi warna lebah terhadap simulasi lingkungan prasejarah.

“Mengingat Australia adalah benua yang secara geologis kuno, kami menggunakan pengukuran spektrum-spektrum warna dari hutan semak Australia, dari Cairns hingga ujung selatan Victoria, untuk mensimulasikan lanskap-lanskap sejak bunga-bunga pertama berevolusi selama era Mesozoikum, antara tahun 252 juta dan 66 juta tahun yang lalu," jelas Dorin.

Ilmuwan visi dan rekan penulis penelitian, Associate Professor Adrian Dyer, dari Departemen Fisiologi di Fakultas Kedokteran, Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Monash, mengatakan ini adalah pertama kalinya ada hubungan kuat yang menunjukkan bagaimana persepsi visual penyerbuk-penyerbuk kuno dan para lebah masa kini telah memandu evolusi warna bunga.

“Sekarang kita dapat melihat bahwa, seperti nenek moyang mereka, lebah memiliki ultraviolet (UV), fotoreseptor-fotoreseptor biru dan hijau, yang menjelaskan mengapa beberapa bunga modern sering mengembangkan warna-warna umum seperti kuning pada kelopak-kelopaknya sebagai respons terhadap apa yang mudah dilihat oleh para lebah,” kata Dyer.

Temuan-temuan penelitian ini akan membantu menginformasikan bagaimana spesies-spesies tanaman diserbuki di zaman sekarang, dan memajukan studi pertanian cerdas atau membuka potensi penelitian lebih lanjut di bidang penyerbukan tanaman yang efisien.


Sumber
Republika




Untuk saran dan pemberitaan informasi silakan kontak HP: 0812-76-47104, email: redaksi_riautrust@yahoo.com
free html hit counter

Copyright © 2023 riautrust.com - All Rights Reserved
Scroll to top