PEKANBARU - Gubernur Riau, Syamsuar meninjau ketersediaan bahan pokok di sejumlah pasar menjelang datangnya bulan Ramadhan. Diharapkan, ketersediaan bahan pokok tersebut tetap tercukupi dan harganya pun tak bergejolak.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Negeri Tjahya Widayanti, Ketua DPRD Riau Septina Primawati serta Kepala Biro Ekonomi, dan sejumlah pejabat terkait di lingkungan Pemprov Riau  turut mendampingi kunjungan tersebut.

"Sebentar lagi bulan puasa, kami berharap ketersediaan cukup, harga stabil, sehingga umat Islam yang melaksanakan ibadah tak lagi direpotkan dengan harga sembako," kata Syamsuar, Rabu (24/4/19).

Ada pun sejumlah pasar yang langsung dipantau Gubri yakni pasar Agus salim, pasar Cik Puan, Bulog, termasuk gudang sembako yag ada di Jalan Fajar, Kecamatan Payung Sekaki.

Diharapkan juga, pasokan sembako dari provinsi tetangga dalam memenuhi ketersediaan sembako tetap lancar. Karena menurut Syamsuar, apabila terhambat karena bencana, maka dikhawatirkan akan terjadi gejolak harga.

Dari peninjauan ini, para pedagang mengaku ketersediaan sembako masih tercukupi. Orang nomor satu di Riau ini menyebut harga masih terbilang normal, kecuali untuk beberapa jenis seperti bawang.

Dari harga pantauan di lapangan, harga bawang putih, hampir Rp50 ribu perkilo. Pada hal sebelumnya harganya hanya dijual Rp20 ribuan. Tidak hanya pembeli repot, pedagang juga dibuat bingung karena tingginya harga yang ditawarkan.

Bawang merah juga terjadi kenaikan, yang awalnya hanya dijual di kisaran Rp30 ribu, kini dijual Rp41 ribu. Kemudian telur ayam ras dijual Rp39 ribu perpapan, sebelumnya dijual Rp35 ribu. Cabe bukit, Rp38 ribu perkilonya, sebelumnya dijual Rp 35 ribu.

"Beginilah nak, menjelang ramadhan pasti semuanya naik. Kita cuma menjual, harga dari distributornya yang naik," ungkap Masni, pedagang kebutuhan harian yang ada di pasar Agus salim ini.

Selain itu, Gubri juga menyempatkan meninjau Bulog yang ada di Jalan Sudirman. Setelah mendapatkan penjelasan dari jajaran Bulog, Gubri menyatakan ketersediaan beras Bulog cukup untuk enam bulan ke depan. (MCR)