Breaking News
Kisah Sulit Melaksanakan Haji di Zaman Khalifah Umar Bin Khattab | Thailand akan Bangun Gedung Tertinggi di Dunia, Ingin Kalahkan Burj Khalifa | Hujan Bakal Mengguyur Sebagian Wilayah Riau Hari Ini | Kejar-kejaran Debt Collector Dengan Pengendara dari Jambi Berakhir Damai | Maju Kembali Pilkada Siak, Alfedri Daftar ke PKB | Unilak Dukung Program Literasi Digital Sektor Pendidikan Bagi Gen Z Kamis, 25 April 2024

 
Anak Pencari Suaka Wajib Ikut Upacara Bendera di SDN 159 Pekanbaru
Senin, 07-10-2019 - 11:54:06 WIB

PEKANBARU - Anak-anak pencari suaka yang kini bisa mengenyam pendidikan di sekolah dasar (SD) negeri di Kota Pekanbaru, Riau, wajib untuk mengikuti upacara penaikan bendera pada hari senin dan peringatan nasional lainnya di Indonesia.

Dengan mengenakan baju seragam putih merah, belasan anak pencari suaka yang berstatus pengungsi luar negeri itu ikut di dalam barisan bersama siswa lokal lainnya pada upacara bendera di SDN 159, Pekanbaru, Senin. Mereka terlihat berusaha untuk tertib di dalam barisan, meski begitu ada juga yang terlihat menguap dan bergoyang-goyang sehingga sempat ditegur oleh guru di sekolah itu.

Mereka ikut hormat ketika pengibaran bendera nasional Merah Putih, ikut berdoa bersama dan ikut menyanyi lagu kebangsaan bersama siswa lokal lainnya.

"Mereka harus ikut kebiasaan (upacara) untuk menumbuhkan kecintaan kepada bangsa kita, karena mereka sekolah di tempat kita," kata Kepala Sekolah SDN 159, Ismiati Spd. kepada ANTARA di Pekanbaru.

Ia mengatakan pihak sekolah tidak membedakan siswa lokal dengan anak pencari suaka dalam semua kegiatan, termasuk saat upacara bendera. Upacara bendera dinilai juga melatih anak-anak untuk disiplin sejak usia dini. Ismiati mengatakan, anak-anak tersebut sudah terbiasa mengikuti upacara bendera di sekolah tersebut.

"Waktu upacara bendera tanggal 1 Oktober peringatan Hari Kesaktian Pancasila mereka juga ikut upacara," katanya.

Menurut dia, ada 20 anak pencari suaka yang kini bersekolah di SDN 159. Paling banyak duduk di kelas 1, yakni ada 12 anak. Di kelas 2 ada lima anak, dan kelas 3 ada tiga anak. Namun, hanya anak pencari suaka di kelas 1 dan kelas 3 yang ikut upacara untuk peringatan hari nasional karena kelas 3 baru masuk sekolah pada pukul 13.00 WIB.

Anak-anak pencari suaka tersebut selama ini tinggal di rumah penampungan di Wisma Orchid yang tidak jauh dari sekolah.

"Setiap pagi mereka diantar oleh orangtuanya pakai sepeda, ada juga yang siswa kelas lebih tinggi berjalan kaki karena tempat tinggal mereka tidak jauh dari sekolah," ujarnya.

Mulai awal Oktober ini, sebanyak 81 anak pencari suaka yang berstatus pengungsi dari luar negeri mulai bersekolah di SD negeri di Kota Pekanbaru.

Ada delapan sekolah yang dinyatakan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru sanggup menampung anak-anak pencari suaka. Lokasinya antara lain di SDN 159 ada 20 anak, SDN 56 ada 22 anak, SDN 141 ada delapan anak, SDN 170, SDN 48, SDN 190 dan SDN 182 masing-masing menampung tujuh anak, serta SDN 17 menampung tiga anak pencari suaka.

"Sejauh ini tidak ada kendala karena anak-anak itu sudah banyak yang bisa bahasa Indonesia. Orangtua mereka juga aktif berkomunikasi dengan pihak sekolah," katanya.

Meski belum meratifikasi Konvensi 1951 mengenai pengungsi, Indonesia telah lama menerima pengungsi dari luar negeri karena alasan kemanusiaan. Bahkan, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 tahun 2016 tentang Pengungsi Dari Luar Negeri. Berdasarkan data UNHCR, atau lembaga PBB yang mengurus pengungsi, ada lebih dari 14.000 orang pengungsi yang kini berada di Indonesia.

Dalam Perpres No.125/2016 memang tidak ada diatur secara spesifik bahwa pencari suaka bisa bersekolah di sekolah negeri. Kebijakan tersebut berdasarkan surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Penindakan dan Pengawasan Keimigrasian pada Ditjen Imigrasi RI, dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.

Ini adalah pertama kalinya Pemerintah Indonesia memperbolehkan anak-anak pencari suaka untuk bisa bersekolah di SD negeri, dan Kota Pekanbaru dipilih sebagai daerah percontohan. (ANTARA)



 
Berita Lainnya :
  • Kisah Sulit Melaksanakan Haji di Zaman Khalifah Umar Bin Khattab
  • Thailand akan Bangun Gedung Tertinggi di Dunia, Ingin Kalahkan Burj Khalifa
  • Hujan Bakal Mengguyur Sebagian Wilayah Riau Hari Ini
  • Kejar-kejaran Debt Collector Dengan Pengendara dari Jambi Berakhir Damai
  • Maju Kembali Pilkada Siak, Alfedri Daftar ke PKB
  •  
    Komentar Anda :

     
    Berita Terkini Indeks
    #1 Kisah Sulit Melaksanakan Haji di Zaman Khalifah Umar Bin Khattab
    #2 Thailand akan Bangun Gedung Tertinggi di Dunia, Ingin Kalahkan Burj Khalifa
    #3 Hujan Bakal Mengguyur Sebagian Wilayah Riau Hari Ini
    #4 Kejar-kejaran Debt Collector Dengan Pengendara dari Jambi Berakhir Damai
    #5 Maju Kembali Pilkada Siak, Alfedri Daftar ke PKB
    #6 Unilak Dukung Program Literasi Digital Sektor Pendidikan Bagi Gen Z
    #7 Pemerintah Buka Kuliah Gratis Untuk Pekebun Kalapa Sawit Hingga ASN
    #8 Semangat Gesa Jalan, Pemprov Riau Mulai Perbaiki Jalan Ahmad Yani Pekanbaru
    #9 Indah dan Uniknya Stand Bazar MTQ Kabupaten Siak Tingkat Provinsi Riau di Dumai
    #10 Pekan Depan BUMN China ke Riau, Tinjau Lokasi Jembatan Bengkalis-Pulau Sumatera
     

    Riautrust.com adalah media online yang melayani informasi dan berita dengan mengutamakan kecepatan serta kedalaman informasi. Selengkapnya

    free html hit counter
     
    Quick Links
     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     
    Kanal
     
    + Riau Region
    + Politik
    + Ekbis
    + Metropolitan
    + Peristiwa
    + Nasional
    + Sport
    + SainsTech
    + Showbiz
    + Mozaik
    + Lifestyle
    + Internasional
    + Indeks
     
     

    Alamat Redaksi/Pemasangan iklan:

     
    Komplek Beringin Indah
    Jalan Kulim No. 121, Pekanbaru, Riau
    (0761)63515 - 0812-76-47104

    iklan_riautrust@yahoo.com
    redaksi_riautrust@yahoo.com
    www.riautrust.com
     
    Copyright © 2023 riautrust.com, all rights reserved