PEKANBARU - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misparuddin, mengungkapkan saat ini ada lima negara utama tujuan ekspor non migas Provinsi Riau. Secara persentase ekspor non migas ke lima negara tersebut mencapai 48,17 persen pada Oktober.

"Yang tertinggi ke Tiongkok senilai US$1,71 miliar (18,20 persen) . Sedangkan terendah ke Pakistan US$476,11 juta (5,07 persen) ," sebutnya kepada Gatra.com, Senin (9/12/2019).

Sambungnya, setelah Tiongkok, ekspor non migas Riau tertuju ke India senilai US$1.14 miliar (12,11 persen). Kemudian Belanda US$661.83 juta (7,05 persen), serta Malaysia US$538.73 juta (5,74 persen).

Dia melanjutkan, dibandingkan bulan September 2019, pada bulan Oktober ekspor non migas Riau  mengalami kenaikan untuk 7 negara, dan  mengalami penurunan untuk 3 negara. "Lonjakan terbesar terjadi pada ekspor ke negara Pakistan sebesar US$26.25 juta, Tiongkok US$11.97 juta, Amerika Serikat  US$8.32 juta, dan Malaysia US$5.40 juta. Sedangkan penurunan ekspor terjadi ke negara India sebesar US$27.91 juta, Singapura US$3.29 juta, dan Spanyol US$0.69 juta," tekannya.

Sementara itu dari 10 golongan barang ekspor non migas, kenaikan terjadi pada lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$36.76 juta dolar, Serat Stapel Buatan US$15.04 juta dolar, Bubur Kayu (Pulp) sebesar US$13.36 juta, dan berbagai produk kimia US$6.84 juta.

"Adapun yang mengalami penurunan antara lain pada Kertas dan Karton US$7.07 juta, dan bahan kimia Organik US$5.95 juta," imbuhhnya.

Adapun selama Januari-Oktober 2019, nilai ekspor Riau mengalami penurunan sebesar 25,66 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan non migas masing-masing sebesar 72,53 persen dan 16,04 persen. (*)