SIAK - Isu stunting harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, karena persoalan ini berdampak besar pada kualitas generasi (SDM) yang akan datang. Upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Siak tidak bisa hanya dengan usaha pihak pemerintah, tetapi upaya tersebut perlu dukungan dari berbagai pihak. Termasuk juga peran dan dukungan perusahaan yang ada di Kabupaten Siak dan sekitarnya.
"Saya mengapresiasi dukungan untuk penurunan angka stunting yang pada 2024 harus 14 persen secara nasional. Maka tidak bisa hanya pemerintah, perlu dikungan pihak lain termasuk dunia usaha seperti PT RAPP yang direalisasikan melalui Tanoto Foundation juga," ungkap Bupati Siak, Alfedri dalam sebuah acara menandatangani kesepakatan bersama atau MoU tentang Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Siak sebagai wujud dari prinsip salah 5C perusahaan, yakni Good for Community (kebaikan bagi masyarakat). .
Bupati Siak Alfedri menargetkan pada tahun 2024 angka stunting di kabupaten Siak di bawah 14 persen. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan kerja keras dan kerja sama semua pihak agar target tingkat prevalensi di Kabupaten Siak bisa tercapai.
“Kami yakin bisa mencapai target tersebut karena Kabupaten Siak pada tahun 2021 berhasil menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 19 persen setelah sebelumnya pada tahun 2019 sempat tinggi sebesar 27,29 persen,” kata Alfedri, pada suatu kesempatan.
Ia menjelaskan, angka tersebut nomor 2 terendah se-Provinsi Riau setelah di susul kota Pekanbaru 11 persen. Data tersebut menjadi kebanggaan dan motivasi untuk terus menurunkan angka stunting di Siak.
“Semua keberhasilan ini tidak terlepas kerja keras semua pihak., termasuk dunia usaha harus ikut berperan,” ucap Alfedri.
Bupati Alfedri juga menjelaskan angka tersebut berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) t2021, secara nasional tingkat prevalensi stunting di Indonesia berada pada angka 24,4 persen. Presiden Joko Widodo juga mentargetkan prevalensi stunting dalam RPJMN pada 2024 sebesar 14 persen dan tingkat provinsi 18 persen.
Orang nomor satu di Kabupaten berjuluk 'Negeri Istana' tersebut mengatakan, kerjasama penurunan stunting dengan RAPP sudah berjalan bagus, Di sini kepala timnya kepala badan perencanaan dan pembangunan, termasuk tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga.
"Dengan dikuatkan dengan MoU diharapkan agar lebih bersemangat supaya porsi dan dukungan RAPP terarah," katanya.
Kabupaten Siak lanjutnya beberapa waktu ini sudah dinobatkan sebagai yang terbaik di Riau dalam inivasi penanganan stunting. Angka stunting yang awalnya 27 persen tahun 2021 lalu sudah 18 persen dan ditargetkan lagi menjadi 12 persen.
Dalam kesempatan itu, RAPP juga memberikan penghargaan dan penandatanganan kerjasama empat desa bebas api di Siak. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sustainability Operations Manager, Craig R. Tribolet,Forest Protection & Conservation Manager, Dani Sumitran,SHR Manager, Samsuriya M. Hasyim, danCommunity Development Operation Manager, Sundari Berlian. (Adv)
Komentar Anda :