KAMPAR - Intensitas curah hujan yang masih tinggi di Kabupaten Kampar, Riau menyebabkan banyak desa terendam banjir di sepanjang Sungai Kampar.

Banjir tak hanya terjadi di desa-desa bagian hilir waduk PLTA Koto Panjang, namun juga menerjang di daerah hulu waduk PLTA Koto Panjang yakni di Kecamatan Koto Kampar Hulu.

Banjir tidak hanya membuat beberapa rumah dan perkebunan warga terendam, namun mengakibatkan 'hilangnya' perkampungan, sekolah, rumah ibadah hingga areal pekuburan.

Di salah satu desa di Kecamatan Koto Kampar Hulu, Desa Tabing, sebanyak sepuluh kuburan terpaksa dipindahkan pihak keluarga karena terancam dibawa arus Sungai Kampar karena terjadinya abrasi.

Kepala Desa Tabing Tri Yongki kepada CAKAPLAH.COM, Ahad (31/12/2023) malam mengungkapkan, pemindahan kuburan ini atas persetujuan pihak keluarga. Jika tidak dipindahkan, maka sejumlah kuburan ini terancam terbawa arus Sungai Kampar.

“Kalau tak dipindahkan, bisa-bisa hanyut. Ada sejumlah kuburan yang mau dipindahkan lagi, tapi itu tergantung keluarga masing-masing,” ulasnya.

Yongki mengungkapkan, pada musim banjir tahun ini, abrasi di tebing pinggiran Sungai Kampar mencapai 12 meter dengan panjang sekitar 300 meter.

Selain kuburan, saat ini sebuah sekolah, SD Negeri 004 Tabing dan Surau Darul Huda juga termasuk salah satu yang terancam keberadaannya. “Paling gawat kemarin banjirnya tanggal 26 (Desember red) kemarin,” ulasnya.

Pada saat itu sebanyak 17 rumah warga terendam banjir.

Ia mengungkapkan, permasalahan yang dialami Desa Tabing selalu disampaikan kepada pemerintah daerah, baik Pemerintah Kabupaten Kampar, Pemerintah Provinsi Riau maupun kepada wakil rakyat di DPR RI dan dareah. Namun diakuinya sampai saat ini belum ada masuk pembangunan turap di desa yang dipimpinnya.

Karena belum ada solusi dari pemerintah pusat/daerah, maka selaku kepala desa bersama masyarakat memutuskan pembangunan turap bersumber dari dana desa yang dibangun sepanjang 100 meter setiap tahun.

“Kalau kita anggarkan dana desa setiap tahun, tak ada pula untuk membangun yang lain dan dana desa juga tak kuat untuk itu,” bebernya.

Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah pusat/daerah sehingga pembangunan turap tidak lagi menggunakan dana desa.

Sementara itu, dari pantauan pada Ahad (31/12/2023), sebuah akun media sosial warga Desa Tabing memperlihatkan rekaman video detik-detik tumbangnya pohon sawit yang berada di pinggiran Sungai Kampar. Begitu tumbang, pohon sawit yang sudah cukup besar itu langsung dibawa derasnya arus Sungai Kampar.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu Nasrullah mengungkapkan, pada Ahad pagi, ruas jalan Tanjung-Tabing sudah terendam banjir dengan ketinggian sekira 2 centimeter. Namun pada Ahad sore air kembali surut seiring dengan adanya penambahan ketinggian pintu pelimpahan PLTA Koto Panjang.

“Kalau di Tanjung pemukiman warga tidak ada yang terendam. Hanya saja yang kena itu RTH dan Rumah Makan Mandi Angin yang berada di pinggir Sungai Kampar. Selain itu beberapa kebun warga,” ulasnya.

Pemkab Salurkan Bantuan Sebanyak 9,9 Ton Beras

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten  Kampar hari ini kembali menyerahkan bantuan beras sebanyak 9,9 ton kepada masyarakat yang terdampak banjir di Kecamatan Siak Hulu.

Sebelumnya Pemkab Kampar juga membagikan bantuan beras dan sembako di beberapa desa yang terdampak banjir seperti di Kecamatan Kampar, Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampa dan Kecamatan Rumbio Jaya.

Pj Bupati Kampar Hambali didampingi Plh Sekda H Yusri dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Kampar juga meninjau banjir di Desa Teratakbuluh, Buluhcina dan Lubuk Siam.

Dari pantauan CAKAPLAH.COM, banjir masih menjadi topik pembicaraan masyarakat di berbagai tempat dan media sosial.

Banyak sekali postingan masyarakat di media sosialnya berkaitan banjir yang terjadi di wilayahnya masing-masing.

Banyak sekali desa yang berada di pinggiran Sungai Kampar terendam banjir. Desa-desa itu yang berada di pinggiran Sungai Kampar di beberapa kecamatan. Diantaranya di Kecamatan Kampar, Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampa dan Kecamatan Rumbio Jaya.

Akibat banjir, di beberapa desa terdapat beberapa titik keramaian karena masyarakat memanfaatkan momen banjir untuk mencari ikan, membawa anggota keluarga bermain dan berkumpul di titik-titik tertentu.***


Sumber
Cakaplah.com