DUMAI - Gendang pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak di Indonesia sudah ditabuh. Tahapan kegiatan pilkada sudah dimulai. Dijadwalkan, bulan Agustus 2024 nanti dimulainya pendaftaran pasangan Bakal Calon Kepada Daerah ke Komisi Pemilihan Umum Derah (KPUD).

Di Kota Dumai, riak-riak pilkada belum menonjol. Barisan petahana Wali Kota Dumai H. Pasal, SKM, Mars masih mendominasi. Saat ini hanya ada satu tokoh yang digadang-gadangkan bakal menantang sang petahana. Namun, itu pun baru sebatas kasak kusuk. Belum ada keputusan resmi Partai Golkar yang menetapkan akan mengusung Sang Ketua DPD Partai Golkar Kota Dumai Ferdiansyah, SE itu.

Sekretaris DPD Partai Golkar  Kota Dumai Dr. Ir. H. Yusrizal, MM,  menegaskan bahwa memang belum ada SK DPP Partai Golkar menetapkan bakal calon yang diusung. Saat ini DPP sedang melakukan survey terhadap elektabilitas dan popularitas bakal calon.

"Finalnya nanti pada Agustus, setelah hasil survey ke-3. Selanjutnya, barulah DPP menetapkan  SK balon yang diusung. Mengenai hasil survey 1 dan 2, kami di DPD Dumai belum mendapatkannya, " ujarnya.

Selain Partai NasDem yang sudah menentukan sikap, Partai Politik lainnya masih gamang menentukan figur yang akan diusung menjadi bakal calon wali kota dan wakil wali kota. Sebagai pemenang pemilu legislatif di Kota Dumai, Partai NasDem yang meraih tujuh kursi sudah menetapkan incumbent Wali Kota Dumai Paisal sebagai bakal calon wali kota. Hanya saja belum menetapkan bakal calon wakil sebagai pendamping.

Sejumlah partai politik masih sibuk dengan kegiatan seremoni, penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota. Sebagaimana yang dilakukan Partai PKS, PPP, PAN, dan PDIP. Partai lainnya, masih terus memantau arah angin, masih melihat peluang ke mana arah biduk akan dilabuhkan untuk berkoalisi. Namun, yang pasti mereka tidak punya jagoan sendiri untuk diusung.

Jauh-jauh hari PKS dan PAN sempat menjagokan kader sendiri untuk diusung di Pilkada Dumai 2024 nanti. Namun, ibarat bunga, ternyata sudah layu sebelum mekar. Kini, kebanyakan partai justru berharap dapat bergandeng dengan sang incumbent wali kota untuk menjadi pendampingnya.

Partai Demokrat, contohnya. Sang Ketua Prapto Sucahyo gencar-gencarnya berupaya untuk mencuri hari sang petahana. Begitupula kader dan sejumlah pengurus PAN Dumai berharap Ketua PAN Dumai Hasrizal bisa digandengkan berpasangan dengan sang patahana. Bahkan, PKS pun berharap bisa menjadi orang nomor dua bersama Paisal.

Ketua BPD 3 (Badan Pembina Daerah Dumai, Rohil, dan Bengkalis) DPW PKS Riau Drs. Amrizal, MPd. I mengatakan beberapa opsi tentunya dipersiapkan PKS. Bisa saja menjadi pendamping atau bisa menyiapkan jagoan sendiri untuk Dumai Satu.

Jadi, kata dia, dalam politik itu akan ada beberapa opsi. Tentunya dilihat kepada perkembangannya. Untuk diketahui bahwa PKS ada 4 kursi di DPRD Dumai. Ini tentu akan jadi cacatan penting dan patut diperhitungkan oleh kandidat yang akan maju bersama PKS.

"Dan opsi lain bisa juga mendukung pasangangan lainnya. Ya, lihat nanti, yang jelas hari ini adalah hari silaturahim politik bersama, sampai ada kesepakatan berkoalisi untuk mengusung bakal calon, " ujar mantan Ketua Komisi I DPRD Kota Dumai ini.

Politisi Senior Kota Dumai Supardi SK mengakui bahwa hingga saat ini Wako Paisal masih punya peluang besar. Dari beberapa nama yang muncul, dia meyakini sang petahana masih unggul. Hal itu disebabkan karena masyarajkat sudah melihat secara nyata hasil pembangunan yang telah dilaksanakan Pemko Dumai di bawah kepemimpinan Paisal.

Kenyataan itu juga tidak ditampik berbagai tokoh lainnya. Namun, mereka mengingatkan bahwa politik itu dinamis. Setiap waktu bisa berubah arah. Catatan politik daerah ini juga membuktikan bahwa figur calon yang dianggap selama ini di atas angin dan didukung banyak partai justru akhirnya bisa tumbang.

"Berapa banyak orang yang terjatuh justru karena tersandung kerikil, bukan tersandung batu besar? Wako Paisal harus menyadari itu. Jika salah langkah dan sikap, boleh jadi justru hasilnya berbalik arah, " ujar Martonilius, ST, alias Ujang Doktor.

Ya. Politik itu memang dinamis. Dalam politik itu tak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang ada itu adalah kepentingan. Apa yang diupayakan dalam lobi-lobi politik hari ini, boleh jadi berubah arah jelang hari H-nya.

Katanya, ada poros baru yang digagas untuk menantang petahana, tapi belum terlihat figur yang sepadan dan belum terlihat partai mana yang akan menyatukan kekuatan. Semuanya masih mengambang.

Waktu masih bergulir. Masih ada kesempatan Partai Politik untuk menyatukan kepentingan dalam mentukan figur jagoan yang akan diusung pada Pilkada Dumai nanti. Kita lihat saja nanti, akankah ada kejutan dari Parpol dalam menetapkan pasangan calon kepala daerah?[yus]